Senin, 24 Juli 2017

cara-cara penyembelihan hewan kurban


Sebelum melakukan penyembelihan hewan kurban juga perlu diperhatikan cara-cara atau adab dalam penyembelhan hewan kurban tsb .
Dan Beberapa hal yang harus diperhatikan di antara adab-adab itu adalah :
1. Hewan dihadapkan ke kiblat sewaktu menyembelih
2. Menyembelih dengan cara yang baik, yakni menggunakan alat yang tajam dan dilewatkan pada bagian tubuh yang akan disembelih
dengan kuat dan dengan cepat.
Sebagian ulama mengatakan bahwa adab ini hukumnya wajib berdasarkan hadits Nabi:
“Sungguh Allah telah mewajibkan bersikap ihsan (berbuat baik) terhadap segala sesuatu. Jika kalian membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah salah satu kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan sembelihannya!” (HR. Muslim)
3. Melakukan nahr untuk onta dan menyembelih (dzabh) untuk hewan yang lain. Onta dinahr dalam keadaan berdiri dan kaki depannya yang sebelah kiri dalam kondisi terikat. Jika tidak memungkinkan maka nahr dilakukan pada saat onta dalam posisi menderum.
4. Hewan selain onta disembelih dalam posisi lambung hewan sebelah kiri berada di bawah. Jika penyembelih kesulitan bekerja dengan tangannya dalam posisi seperti itu maka penyembelihan dilakukan dalam posisi lambung kanan hewan berada di bawah, dengan catatan posisi ini lebih menyenangkan hewan qurban dan lebih mudah bagi penyembelih.
5. Memutus tenggorokan dan kerongkongan di samping memutus dua pembuluh darah besar di leher.
6. Tidak menampakkan pisau kepada hewan pada saat mengasah. Hewan tersebut seharusnya hanya melihat pisau pada saat menyembelih.
7. Bertakbir setelah membaca bismillah.
Janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. (QS. Al-An’am: 121)
jika anda ingin memesan hewan kurban silahkan hubungi kami di :

Gedung Wakaf 99
Jl. Sidomukti No. 99 H Bandung 40123
Telp: (022) 251 3991
SMS Center : 081 321 200 100
Call Center : 0851 0004 2009
Fax: (022) 2511 865

Minggu, 23 Juli 2017

sejarah qurban dalam islam

Hasil gambar untuk kartun penyembelihan hewan kurban
Sebagai umat muslim kita sudah seharusnya tau asal-usul atau kisah dari nabi kita tentang kurban . dimulai dari kisah nabi adam as. nabi muhammad . pada salah satu contoohnya kami akan menceritakan sejarah kurban dari kutipan kisan nabi ibrahim a.s dan putra nya nabi ismali a.s .
AlKisah atau sejarah qurban berawal dari persitiwa Nabi Ibrahim yang akan menyembelih putranya Nabi Ismail. Kemudian disyiarkan oleh Nabi terkahir Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk menyembelih qurban di hari raya Haji atau Idul Adha. Beginilah sejarah qurban dimulai dari kisah Nabi Ibrahim sa dan nabi Ismail sa.
Telah dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim tidak memiliki anak hingga di masa tuanya, lalu beliau berdoa kepada Allah.
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS Ash-Shafaat [37] : 100)
Kemudian Allah memberikan kepadanya kabar gembira akan lahirnya seorang anak yang sabar. Dialah Ismail, yang dilahirkan oleh Hajar. Menurut para ahli sejarah, Nabi Ismail lahir ketika Nabi Ibrahim berusia 86 tahun. Wallahu a’lam.
Nabi Ibrahim kemudian membawa Hajar dan Ismail, yang waktu masih bayi dan menyusu pada ibunya, ke Makkah. Pada saat itu di Makkah tidak ada seorang pun dan tidak ada air. Nabi Ibrahim meninggalkan mereka disana beserta geribah yang di dalamnya terdapat kurma serta bejana kulit yang berisi air.
Setelah itu Nabi Ibrahim berangkat dan diikuti oleh Hajar seraya berkata,
“Wahai Ibrahim, kemana engkau hendak pergi, apakah engkau akan meninggalkan kami sedang di lembah ini tidak terdapat seorang manusia pun dan tidak pula makanan apapun?”
Pertanyaan itu diucapkan berkali-kali, namun Nabi Ibrahim tidak menoleh sama sekali, hingga akhirnya Hajar berkata kepadanya: “Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan ini?”
“Ya.” Jawab Nabi Ibrahim
“Kalau begitu kami tidak disia-siakan.” Dan setelah itu Hajar pun kembali.
Ibrahim pun berangkat sehingga ketika telah jauh sampai di Tsamiyah, beliau pun menghadapkan wajahnya ke Baitullah dan berdoa:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS Ibrahim [14] : 37)
Dan Hajar pun menyusui Ismail dan minum dari air yang tersedia. Sehingga ketika air yang ada dalam bejana sudah habis, maka ia dan puteranya pun merasa haus. Lalu Hajar melihat puteranya merengek-rengek. Kemudian ia pergi dan tidak tega melihat anaknya tersebut. Maka ia mendapatkan Shafa merupakan bukit yang terdekat dengannya. Lalu ia berdiri di atas bukit itu dan menghadap lembah sembari melihat-lihat adakah orang di sana, tetapi ia tidak mendapatkan seorang pun disana.
Setelah itu ia turum kembali dari Shafa dengan susah payah sehingga sampai di lembah. Lalu ia mendatangi bukit Marwah lalu berdiri disana seraya melihat-lihat adakah orang disana. Namun ia tidak mendapatkan seorang pun disana. Ia lakukan itu – berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah – sebanyak tujuh kali.
Setelah mendekati Marwah ia mendengar sebuah suara. Ia pun berkata, “Diam!” Maksudnya untuk dirinya sendiri. Kemudian ia berusaha mendengar lagi hingga ia pun mendengarnya.
“Engkau telah memperdengarkan. Adakah engkau dapat menolong?”
Tiba-tiba ia mendapati Malaikat di dekat sumber air Zamzam. Kemudian Malaikat itu menggali tanah dengan tumitnya sehingga muncullah air.
Selanjutnya Ibunda Ismail membendung air dengan tangannya dan menciduknya dan air bertambah deras.
Nabi Muhammad bersabda:
“Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Ibu Ismail, jika saja ia membiarkan Zamzam – atau Beliau berkata: ‘seandainya dia tidak menciduk airnya- niscaya Zamzam menjadi mata air yang mengalir.”
Kemudian ibunda Ismail minum dari air itu dan menyusui anaknya.
Ismail tumbuh menjadi besar dan belajar Bahasa Arab di kalangan Bani Jurhum. Hingga pada suatu hari, ayahnya, Nabi Ibrahim datang menjumpainya. Allah mengisahkannya di dalam Al-Qur’an:
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersamasama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” (QS Ash-Shafaat [37] : 102)
Nabi Ibrahim datang menjumpai anaknya untuk menyampaikan perintah Allah agar menyembelihnya. Bisakah kalian bayangkan teman-teman? Setelah menunggu bertahun-tahun, Nabi Ibrahim baru dikaruniai anak di usia tuanya. Lalu beliau diperintahkan untuk meninggalkan anak dan isterinya di suatu tempat asing yang jauh darinya dan tidak berpenghuni. Meskipun sangat besar kecintaan beliau kepada keluarganya, namun beliau seorang yang teguh dan taat terhadap perintah Allah. Tidak sedikitpun beliau bergeming, bahkan bersegera ketika Allah memerintahkannya.
Nabi Ismail pun menjawab:
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash-Shafaat [37] : 102)
Nabi Ismail meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Dan beliu berjanji kepada ayahnya akan menjadi seorang yang sabar dalam menjalani perintah itu. Sungguh mulia sifat Nabi Ismail. Allah memujinya di dalam Al-Qur’an:
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quraan. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS Maryam [19] : 54)
Allah melanjutkan kisahnya di dalam Al-Qur’an:
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).” (QS Ash-Shafaat [37] : 103)
Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya di atas pelipisnya (pada bagian wajahnya) dan bersiap melakukan penyembelihan dan Ismail pun siap menaati perintah ayahnya.
“Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shafaat [37] : 104:107)
Allah menguji Nabi Ibrahim dengan perintah untuk menyembelih anaknya tercinta, dan Nabi Ibrahim dan Ismail pun menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka dalam menjalankan perintah itu. Lalu Allah menggantikan dengan sembelihan besar, yakni berupa domba jantan dari Surga, yang besar berwarna putih, bermata bagus, bertanduk serta diikat dengan rumput samurah. Wallahu a’lam.
Demikianlah sejarah Ibadah qurban dari Nabi Ibrahim dan Ismail yang kemudian menjadi ibadah sunnah yang utama bagi umat Islam di hari Raya
sebelumnya juga kami beritahukan bahwa kami menyediakan berbagai hewan kurban yang insyaallah sudah dipastikan telah melewati beberapa test kelayakan hewan kurban .
Dan jika anda berminat untuk memesan hewan kurban silahkan hubungi kami di :

Gedung Wakaf 99
Jl. Sidomukti No. 99 H Bandung 40123
Telp: (022) 251 3991
SMS Center : 081 321 200 100
Call Center : 0851 0004 2009
Fax: (022) 2511 865

email: info@sinergifoundation.org

atau untuk pertanyaan lebih lanjut klikdisini

Green Kurban sinergi foundation

Apa itu GREEN KURBAN ?

Green Kurban sebuah inovasi program Kurban Plus Penghijauan, dimana dari satu hewan yang Anda kurbankan, turut ditanam satu pohon sebagai ikhtiar hijaukan bumi. Penyembelihan dan pendistribusian Green Kurban sendiri dilakukan diwilayah miskin, terpencil, konflik, rawan gizi dan wilayah minus lainnya dinegeri ini.
Sejak kapan GREEN KURBAN dilaksanakan?
GREEN KURBAN resmi diusung sejak tahun 2013 lalu, sebagai metamorfosis dari program Tebar Hewan Kurban Sinergi Foundation yang telah dilakukan sejak tahun 2002. Total yang sudah dihimpun mencapai 11.748 hewan kurban (setara kambing), dengan total penerima manfaat mencapai satu juta lebih warga miskin, terpencil, konflik, rawan gizi dan wilayah minus lainnya di negeri ini.

Jenis Pohon apa saja yang ditanam sebagai nilai plus program ini?

Jenis pohon yang ditanam sebagai nilai plus program ini adalah jenis Pohon Produktif, antara lain: Pohon Nangka, Pohon Sawo, Jambu Batu, Jambu Bangkok, Jambu Air, Durian, Mangga, Rambutan, dan jenis pohon buah lainnya. Dipilih pohon buah, lantaran selain turut serta menghijaukan, pula diharapkan dapat berdampak pada peningkatan taraf ekonomi penerima manfaat, kelak setelah pohon itu mulai menghasilkan.
Dimana lokasi penanaman, dan seperti apa kriteria penerima manfaatnya?
Sementara ini, fokus penyebaran  pohon dilakukan melalui pola kemitraan, dengan skala prioritas di wilayah pesantren, sebagai sentra dakwah di pelbagai pelosok negeri. Adapun kriteria mitra pengelola, antara lain: Pesantren yang telah dekat, bahkan membaur dengan masyarakat setempat. Berpengalaman mengelola usaha, khususnya di bidang pertanian. Memiliki agenda kegiatan belajar-mengajar regular (rutin). Dan tak kalah penting adalah ketersediaan lahan untuk penanaman, serta pengelolaan.

Apa benefit yang kita dapat dengan berpartisipasi di program GREEN KURBAN ini?

Para pekurban akan menerima laporan dari Green Kurban - Sinergi Foundation berupa: Laporan pelaksanaan penyembelihan dan pendistribusian hewan kurban (Foto hewan kurban sebelum dan ketika proses penyembelihan). Selain itu, laporan juga akan disertai informasi lokasi pendistribusiannya dan jumlah penerima manfaat program, disertai ucapan terimakasih langsung dari penerima kurban.
jika anda beminat untuk memesan hewan kurban silahkan hubungi kami di :

Gedung Wakaf 99
Jl. Sidomukti No. 99 H Bandung 40123
Telp: (022) 251 3991
SMS Center : 081 321 200 100
Call Center : 0851 0004 2009
Fax: (022) 2511 865

email: info@sinergifoundation.org

atau untuk pertanyaan lebih lanjut klikdisini

Syarat-syarat hewan qurban yang akan disembelih .


pertama : Harus dari golongan binatang ternak, yaitu; unta, sapi dan kambing, baik domba, biri-biri, atau yang lainnya, berdasarkan firman Allah –Ta’ala-:
 “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka”. (QS. al Hajj: 67)
Binatang ternak adalah: unta, sapi dan kambing, ini yang sudah tidak asing lagi bagi orang arab. Demikian pernyataan al Hasan, Qatadah, dan yang lainnya.
Kedua:
Hewan tersebut mencapai usia tertentu yang telah disyari’atkan, yaitu; jadza’ah dari kambing, atau tsaniyah dari hewan lainnya. Berdasarkan sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:
 “Janganlah kalian menyembelih kecuali musinnah, namun jika kalian sulit mendapatkannya maka sembelihlah jadza’ah dari kambing”. (HR. Muslim)
Musinnah adalah tsaniyah ke atas (usia satu tahun), jadza’ah adalah di bawahnya.
Tsaniy dari unta          : yang berumur 5 tahun
Tsaniy dari sapi           : yang berumur 2 tahun
Tsaniy dari kambing    : yang berumur 1 tahun
Sedangkan jadza’ah    : yang berumur setengah tahun.
Maka tidak sah kurban seseorang jika usia hewannya di bawah tsaniy dari unta, sapi dan kambing. dan usia di bawah jadza’ah dari domba/biri-biri.
Ketiga:
Hewan kurban harus selamat dari cacat yang menjadikannya tidak boleh dijadikan hewan kurban, yaitu ada empat hal:
1.      Matanya buta sebelah, yaitu; bermata satu, atau salah satu matanya muncul hampir keluar, atau juling.
2.      Hewannya sakit, yang ciri-cirinya nampak jelas, seperti; panas yang menjadikannya duduk terus dan tidak mau makan, atau kena penyakit kudis yang merusak daging dan mempengaruhi kesehatan tubuhnya, atau luka yang dalam yang mempengaruhi kesehatannya.
3.      Hewannya pincang, yang menghalangi hewan tersebut untuk bisa berjalan seperti biasanya.
4.      Sangat kurus yang bisa menjadikannya strees, berdasarkan sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika ditanya bahwa hewan kurban harus terhindar dari (cacat) apa saja?, beliau mengisyaratkan dengan jarinya dan bersabda:
 “empat hal: pincang yang jelas, yang buta sebelah, sakit yang jelas sakitnya, yang sangat kurus”. (HR. Malik di dalam “Muwatha’ “ dari hadits al Barra’ bin ‘Azib.
 “Empat hal, yang tidak dibolehkan pada hewan kurban” dan beliau menyebutkannya seperti riwayat di atas. (Dishahihkan oleh al Baani dalam “Irwa’ Ghalil”

Kitab itu halal bagimu.. 
(QS: Al-Maidah Ayat: 5) 

jika anda ingin memesan hewan kurban silahkan hubungi kami di :

Gedung Wakaf 99
Jl. Sidomukti No. 99 H Bandung 40123
Telp: (022) 251 3991
SMS Center : 081 321 200 100
Call Center : 0851 0004 2009
Fax: (022) 2511 865

email: info@sinergifoundation.org

atau untuk pertanyaan lebih lanjut klikdisini